Kabar - Tips Bikin Media Pembelajaran yang Berdampak buat Murid, Guru Wajib Pahami!
Tips Bikin Media Pembelajaran yang Berdampak buat Murid, Guru Wajib Pahami!
April 17, 2023 Root ApplicationTips Bikin Media Pembelajaran yang Berdampak buat
Murid, Guru Wajib Pahami!
Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Jakarta - Seorang guru akan menghadapi
banyak tantangan dalam memberikan sebuah pembelajaran yang bermakna bagi murid.
Sebagai contoh, murid sering kehilangan fokus belajar atau mapel tertentu
terasa tidak menarik bagi mereka.
Menurut Ketua Kampus Pemimpin Merdeka, Rizqy Rahmat Hani, media
pembelajaran bisa menjadi solusi atas tantangan semacam ini. Terdapat banyak
media pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru, seperti papan permainan atau
board game, poster, video, aplikasi, alat peraga, dan lagu.
"Media pembelajaran itu seperti jembatan. Tujuannya apa?
Kompetensi murid. Jadi media pembelajaran itu jembatan dari kompetensi murid di
awal sampai ke kompetensi yang mau dituju," terang Rizqy melalui
keterangan tertulis Yayasan Guru Belajar (13/4/2023).
Media Pembelajaran Harus Melibatkan Murid
Menurut Rizqy, guru masih kerap terjebak miskonsepsi ketika
membuat media pembelajaran.
Dia menuturkan kerap melihat media pembelajaran yang terlihat
canggih, tetapi tidak berdampak kepada murid. Misalnya, guru hanya memindahkan
soal-soal latihan ke dalam learning management system (LMS) atau aplikasi
tertentu, sehingga murid tetap tidak bisa memahami konsep materi tersebut.
Kendati begitu, Rizqy mengaku pernah melakukan hal yang sama.
Delapan tahun lalu dia membuat media pembelajaran yang menurutnya keren, yaitu
video rap untuk materi gurindam.
Dia membuat sendiri lirik hingga videonya. Rizqy memilih lagu
rap karena saat itu sedang viral di media sosial.
"Di video tersebut, saya nge-rap, memberikan pengertian
gurindam lalu memberi contoh-contohnya. Effortnya besar, dari buat lirik,
nadanya, hingga buat videonya. Saat itu saya pikir keren sekali. Tapi ternyata
tidak berdampak ke murid saya," ujar Rizqy.
Video rap yang sempat dia unggah ke YouTube itu memang mendapat
pujian dari masyarakat. Kendati begitu, murid-muridnya tidak memberikan reaksi
sesuai harapan, salah satunya karena anak didiknya lebih mengenal lagu
campursari dibanding rap.
"Ketika membuat media pembelajaran seharusnya saya tidak
melihat apa yang saya suka atau yang sedang viral, tapi apa yang anak-anak
sukai? Kita harus melibatkan murid, karena kita membuat media pembelajaran kan
untuk murid," jelasnya.
Selain itu, Rizqy mengatakan video pembelajaran yang dibuatnya
hanya memberikan pembelajaran secara konten pada murid. Dia mengaku lupa bahwa
seharusnya pembelajaran membuat murid memahami konsepnya.
Apabila memahami konsep gurindam, murid jadi paham apa
fungsinya, sehingga mereka bisa menggunakannya di berbagai kesempatan. Misalnya
bisa untuk membuat caption di media sosial, pembuka vlog, dan sebagainya.
"Saat itu media pembelajaran saya hanya fokus hafalan.
Tidak ada aktivitas agar murid memahami konsep. Jangan sampai seperti saya
delapan tahun lalu, membuat media canggih, namun pembelajaran yang dilakukan
ketinggalan zaman. Hanya hafalan konten," ungkapnya.
Pahami Kesulitan Murid
Rizqy memaparkan agar media pembelajaran bisa sesuai dengan
kebutuhan belajar murid, guru harus tahu bagian mana yang menjadi kesulitan
murid. Pasalnya, tidak semua materi butuh media pembelajaran. Media
pembelajaran hanyalah alat agar murid lebih mudah memahami.
Selanjutnya, guru perlu menuliskan profil murid. Misalnya murid
suka bermain mobile-legend, hobi nonton film dengan genre tertentu, atau hidup
di lingkungan seperti apa. Dari analisis tersebut, barulah guru bisa merancang
media yang sesuai.
Baca artikel detikedu, "Tips Bikin Media Pembelajaran yang Berdampak buat Murid, Guru Wajib Pahami!" selengkapnya https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6671995/tips-bikin-media-pembelajaran-yang-berdampak-buat-murid-guru-wajib-pahami.