Kabar - PGRI Dukung Calistung Dihapus di Tes Masuk SD, Peran Ortu Ditingkatkan
PGRI Dukung Calistung Dihapus di Tes Masuk SD, Peran Ortu Ditingkatkan
April 17, 2023 Root ApplicationPGRI Dukung Calistung Dihapus di Tes Masuk SD, Peran Ortu Ditingkatkan
Foto: Getty Images/iStockphoto/gpointstudio
Jakarta - Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) mendukung penuh penghapusan calistung pada tes masuk SD.
Dengan demikian, peran orang tua juga perlu ditingkatkan.
Ketua Departemen Kominfo PGRI, Wijaya memberikan apresiasi
kepada Kemendikbudristek terkait kebijakan yang diluncurkan pada Merdeka
Belajar episode ke-24 tentang transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.
Menurut Wijaya, kebijakan tersebut bukan sebuah hal yang baru
karena pada tahun 2010 dan 2013 pun sudah dilakukan. Namun, peluncuran Merdeka
Belajar tentang transisi PAUD ke SD yang menyenangkan pada Selasa (28/3/2023)
menjadi penguat, pengingat, dan penegas.
"Jadi kami melihat bahwa ini adalah penguat, pengingat, dan
penegas. Mungkin ada yang lupa dan lain sebagainya di satuan pendidikan,"
ujar Wijaya kepada detikEdu, Kamis (30/3/2023).
Apresiasi lain dari PGRI terhadap kebijakan tersebut adalah
bahwa mereka akan senantiasa mendukung kebijakan pemerintah yang berpihak
kepada peserta didik dan guru, salah satunya terkait transisi PAUD ke SD yang
menyenangkan ini.
"Apresiasi yang kedua, kita tetap mendukung kebijakan
pemerintah yang memang berpihak kepada peserta didik, berpihak kepada guru, dan
juga untuk menghasilkan generasi emas 2045," terangnya.
PGRI Tekankan Peran Orang Tua Ditingkatkan
Terkait upaya membuat proses belajar PAUD yang menyenangkan,
Wijaya mengataka peran orang tua ditingkatkan untuk kolaborasi aktif antara
guru dan orang tua peserta didik. Hal tersebut sebagaimana Peraturan Menteri
pendidikan dan Kebudayaan RI No 137 Tahun 2014 ayat 1 pasal 3 yang berbunyi,
"Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak didik, antara anak didik
dan pendidik dengan melibatkan orangtua serta sumber belajar pada suasana belajar
dan bermain di satuan atau program PAUD."
"Kolaborasi harus ada antara orang tua dan satuan
pendidikan. Agar adanya pemahaman yang sama, agar adanya pembagian peran yang
mengisi peran-peran yang tidak bisa diisi oleh guru di sekolah dan juga tidak
bisa diisi oleh orang tua di lingkungan rumah," jelasnya.
Menurutnya, komunikasi antara guru dan orang tua sangat penting.
Artinya, orang tua harus tahu apa yang terjadi pada anaknya di sekolah,
begitupun guru harus tahu masalah apa yang dialami anak didiknya di rumah.
Di luar pendidikan PAUD, Wijaya menekankan bahwa proses belajar
yang sepenuhnya terjadi di rumah. Peran orang tua atau keluarga sangat penting
dalam mengontrol perilaku anak.
"Nah di sana juga harus ada proses kontrol. Kontrol itu kan
ada pelibatan antara orang tua dengan guru, kemudian komunikasi, saling
keterbukaan. Jadi berbagi peran dan saling mengisi kekurangan juga harus
diupayakan," terang Wijaya.
Selain guru dan orang tua, Wijaya menyampaikan bahwa banyak
pihak yang berperan penting dalam menentukan perkembangan anak dalam belajar
serta membuat mereka menjadi generasi emas 2045.
"Pendidikan ini bukan hanya tugas guru di sekolah tapi semua memiliki peran yang sama sesuai porsinya masing-masing," jelasnya.
Baca artikel detikedu, "PGRI Dukung Calistung Dihapus di
Tes Masuk SD, Peran Ortu Ditingkatkan" selengkapnya
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6646550/pgri-dukung-calistung-dihapus-di-tes-masuk-sd-peran-ortu-ditingkatkan.