Kabar - Lazis ASFA Bidik 2.000 Orang Peroleh Beasiswa S1-S3 hingga 2024
Lazis ASFA Bidik 2.000 Orang Peroleh Beasiswa S1-S3 hingga 2024
Ilustrasi beasiswa(ARSIP KOMPAS/DIDIE SW)
Penulis Dian Ihsan |
Editor Dian Ihsan
KOMPAS.com - Lazis
ASFA mencanangkan ada 2.000 orang yang memperoleh beasiswa jenjang
S1-S3 hingga 2024.
Lazis ASFA didirikan oleh Komjen
Pol (Purn) Dr. Syafruddin dan diketuai oleh Dr. Dasat Latief didedikasikan
untuk program keummatan melalui tasaruf zakat dalam bentuk 5 program, yakni
pendidikan, ekonomi, kemanusiaan, kesehatan, serta sosial dan dakwah.
Menurut Wakil Ketua Lazis ASFA
KH. Anizar Masyhadi, dari lima program tersebut yang menjadi unggulan adalah
pada bidang pendidikan.
Lazis ASFA mendorong percepatan
pengembangan SDM di pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan Islam.
"Hingga Juli 2023 ini
sebanyak 939 orang mendapatkan beasiswa mulai dari jenjang santri, pelajar, S1,
S2 hingga S3, di dalam dan luar negeri," ucap dia dalam keterangannya,
Jakarta, Minggu (30/7/2023).
Menurut Kiai Anizar, bagi kader
lembaga atau pesantren, maka setelah selesai studi mereka diwajibkan kembali ke
lembaga pesantren atau pendidikannya.
Sedangkan bagi non kader
lembaga, maka wajib menjalani masa pengabdian masyarakat di pesantren-pesantren
selama minimal satu tahun yang ditentukan oleh Lazis ASFA.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof. Kamaruddin
Amin menyebutkan, zakat menjadi instrumen penting dan strategis dalam berbangsa
dan bernegara.
Menurutnya, tren perkembangan
zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) di Indonesia sudah bagus, tahun 2023 menembus
angka Rp 33 triliun.
Dia berharap 10 tahun ke depan
bisa mencapai diatas Rp 100 triliun.
"Ada ghirah kesadaran
berzakat dari umat Islam, dikarenakan lembaga filantropi dan penggiat zakat
serta penyuluh agama bergerak secara massif memberikan nilai-nilai penting
tentang wajibnya zakat dan dampaknya pada sektor masyarakat," jelas dia.
Pimpinan Baznas, Prof. Zainul Bahar
Noor menjelaskan jika target capaian perolehan dan pengelolaan zakat berhasil,
maka zakat akan menjadi instrumen power full dalam menyelesaikan problematika
umat.
Prof. Zainul Bahar menjelaskan
bahwa potensi perolehan ZIS di Indonesia sangat besar, yaitu Rp 326,7 triliun,
tapi kini baru mencapai Rp 33 triliun.
Kemenag dan
Baznas RI mengapresiasi kinerja filantropi Indonesia yg sudah sangat bagus, di
antaranya Lazis Assalam Fil Alamin yang secara kontinu berpikir keras untuk
ikut menyelesaikan problematika umat, melalui pendayagunaan tasaruf zakat yang
tepat sasaran.
Percepat pengembangan SDM
Ketua Dewan Syariah Lazis ASFA,
KH. Anang Rikza menjelaskan pentingnya dua sayap filantropi, yakni zakat dan
wakaf yang harus dikelola dan dikembangkan dengan baik.
Menurutnya, zakat dan wakaf
harus menjadi menjadi gaya hidup umat Islam Indonesia. Zakat menjadi kewajiban
setiap muslim sebagaimana sholat, yang jika ditinggalkan akan berdosa.
Lazis ASFA mendapatkan
penghargaan dari Kemenag dalam bidang inovasi pengembangan dan percepatan SDM
serta kaderisasi berbasis pondok pesantren atau lembaga pendidikan Islam.
Penghargaan yang diberikan dalam
acara peluncuran buku "Filantropi Islam untuk Indonesia" di Kantor
Kemenag, Thamrin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
"Lazis ASFA Bidik 2.000 Orang Peroleh Beasiswa S1-S3 hingga 2024",
Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/edu/read/2023/07/30/202839671/lazis-asfa-bidik-2000-orang-peroleh-beasiswa-s1-s3-hingga-2024?page=2.