Kabar - Kurikulum Merdeka buat Guru Jadi Lebih Kreatif
Kurikulum Merdeka buat Guru Jadi Lebih Kreatif
Ilustrasi guru, Kemendikbudristek Terbitkan SK Tunjangan 56.358
Guru Daerah Khusus.(DOK. Humas Kemendikbudristek)
Penulis Dian Ihsan | Editor Dian Ihsan
KOMPAS.com - Sejumlah kalangan menilai
implementasi Kurikulum
Merdeka menciptakan perubahan besar dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Hal ini dikarenakan satuan pendidikan diberikan kebebasan
implementasi Kurikulum Merdeka yang disesuaikan dengan visi-misi, fasilitas,
serta kebutuhan belajar murid di seluruh pelosok negeri.
Pengamat Pendidikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof.
Budi Santoso Wignyosukarto menjelaskan, keunggulan Kurikulum Merdeka terdapat
pada relaksasi mata pelajaran.
Keleluasan yang diberikan bagi satuan pendidikan dalam menyusun
materi pembelajaran di sekolah dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kearifan
lokal pada masing-masing daerah.
"Dengan relaksasi ini, gurunya jadi lebih kreatif daripada
dulu yang materinya seragam seluruh Indonesia. Mereka dapat mengambil
pembahasan masalah dari hal-hal lokal, budaya lokal, kearifan lokal, dan
mungkin juga bisa kerja sama dengan UMKM yang ada untuk belajar
kewirausahaan," kata dia dalam keterangannya, Selasa (18/4/2023).
Prof. Budi melanjutkan, dengan memasukkan permasalahan di
lingkungan sekitar dalam pembelajaran, para siswa diharapkan menjadi lebih
senang ketika belajar sehingga tertarik mempelajari dan mencintai daerahnya.
"Sekolah harus memahami apa yang dibutuhkan di daerahnya
saat ini dan mendatang dalam menyusun Kurikulum Merdeka ini. Saya pernah ketemu
dengan siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta mereka senang karena dapat mengembangkan
kreativitasnya," ucap dia.
Sebagai contoh, para pendidik bisa mengajak para siswa melihat
jenis flora dan fauna yang ada disekitar untuk mempelajari ekosistem kawasan.
Selanjutnya, siswa tersebut diminta untuk meneliti dan
mendeskripsikan mengapa flora dan fauna tersebut dapat hidup di daerahnya.
"Ini cara belajar kearifan lokal. Dalam Kurikulum Merdeka
mereka diharapkan menjadi ahli-ahli di daerahnya, termasuk memahami budayanya
sendiri," ucap Prof. Budi.
Meski memberikan kebebasan, Prof. Budi meminta kepada
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek)
untuk melakukan pengawasan kepada satuan pendidikan dalam menyusun Kurikulum
Operasional.
"Jangan sampai keluar dari nilai-nilai kebangsaan, kesatuan
bangsa toleransi dan mencintai pembangunan berkelanjutan. Tetapi kurikulum
inti, mata pelajaran dasar tetap harus diperhatikan," tegas dia.
Ketua Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) Jawa Timur Teguh Sumarno menambahkan Kurikulum Merdeka
menjadi landasan untuk memberikan kebebasan bagi semua jenjang pendidikan.
Kurikulum tersebut memperbolehkan para guru untuk memberikan
mata pelajaran sesuai bakat dan minat siswa. "Dampak positifnya, dalam
posisi kesetaraan, ini menjadi satu konfrontatif bagi anak yang mau maju
sekaligus meningkatkan peluang, sekaligus sejauh mana intelegensi mereka pada
pelajaran yang disukai," tegas Teguh.
Asal tahu saja, Kemendikbud Ristek telah menutup pendaftaran
implementasi Kurikulum Merdeka untuk tahun ajaran 2023-2024.
Tercatat, lebih dari 300.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia
telah mendaftar dan antusias untuk segera merasakan manfaat dari keunggulan
Kurikulum Merdeka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
"Kurikulum Merdeka buat Guru Jadi Lebih Kreatif", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/edu/read/2023/04/18/142619371/kurikulum-merdeka-buat-guru-jadi-lebih-kreatif?page=2.